Rabu, 28 Oktober 2015

WAYANG KAMPUNG SEBELah

"Mawas Diri Menakar Berani “

         wayang yang didalangi oleh Ki Jlitheng Suparman yang baru-baru ini digelar di Universitas PGRI berjudul "MAWAS DIRI menakar BERANI!". Kerangka   cerita anyar Wayang Kampung Sebelah       
           Awal cerita penonton sudah dibuat terpingkal-pingkal dengan munculnya tokoh bernama Plungsur yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Bangunjiwo. Gaya bahasanya yang ingin terlihat intelek namun justru membingungkan mengingatkan penonton dengan aktor bernama Vicky Prasetyo. 
          Singkat cerita Plungsur dan Somad bersaing ketat untuk menjadi orang nomor satu di Desa Bangunjiwo. Keduanya  menggunakan cara yang kurang baik, dari money politik sampai curang dalam perhitungan. 
          Somad keluar sebagai pemenang, untuk merayakanya itu pun mengundang artis dari nasional sebagai hiburan pendukungnya. Raja dangdut Komaramari, penyanyi Minul Darah Tinggi, sampai artis papan atas Syahmarni. 
          Ki Jliteng memang piawai menggerakkan tanganya sehingga membuat benda mati seolah menjadi hidup. Cara menggitar dan bergoyang Koma Ramarimari misalnya yang memang nampak seperti Rhoma Irama yang sedang berparodi. Film Syahmarni yang menirukan tokoh Syahrini. gerakanya film bisa lentur mempresentasikan  sosok syahrini yang centil, sangat menghibur  pertunjukanya. 
Tidak disangka ditengah pertunjukan , pendukung Plungsur menghentikan pesta karena menemukan kecurangan dalam pemilihan Kepala Desa.Warga yang merasa terganggu karena hiburanya diganggu, dan pendukung Plungsur kemudian bentrok. 
          Ki Jliteng sebelum pentas menjelaskan, keributan dalam pemilihan umum seolah menjadi hal yang biasa di Indonesia "Sebelum pemilu ribut, setelah pemilu ribut, mari kita mendinginkan pikiran jelang pilkada serentak nanti" terangnya kepada para Mahasiswa. 
Pesan yang dapat diambil adalah menjelang Pilkada, serentak kita harus memilih pemimpin yang benar atau melihat siapa pemimpin kita .

Senin, 19 Oktober 2015

Ikhtiar Memaknai Perayaan Hari Kemerdekaan


Hari kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 agustus 1945 merupakan perjuangan para pahlawan pada masa lalu. banyak dari kita tidak memaknai  perjuangan para pahlawan.Contohnya saja Lomba yang diadakan pada tanggal 17 agustus  sesalu menjadi bahan lelucon para penonton yang melihatnya.Kita sebagai warga negara indonesia kurang memahami apa arti dari nasionalisme.

Ikhtiar Pemerataan Label Sekolah


Menurut pendapat saya pemberian pada sekolah sekolah tertentu akan menimbulkan beberapa reaksi yang berbeda-beda. mereka yang dari golongan keluarga mampu menengah lebih memilih mendaftarkan anaknya disekolah favorit dari pada sekolah yang biasa saja tetapi berbeda mereka yang dari keluarga yang biasa saja tidak berpikir sekolah mana yang terfavorit untuk mampu menyekolahkan saja itu sudah luar biasa.
                        Tidak hanya dalam masalah label sekolah tetapi juga kurikulum yang ditetapkan pemerintah, sekarang pemerintah sudah melakukan kurikulum 2013 dimana murid harus menggali sendiri murid sudah tidak diberi tahu tetapi mencari tahu, walau kadang juga masih diberi tahu tetapi kebanyakan mencari sendiri.


Peneladanan Dharma Prguruan Tinggi

                 dosen universitas PGRI semarang yang mengajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Yang saya lihat diblogspot beliau setianakaandrian.blogspot.co.id.
Menurut pendapat saya memang benar  dosen seharusnya tidak hanya  sekedar mengajar,melainkan melakukan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.Dosen sebagai “masyarakat” perguruan tinggi mengemban tugas tri dharma perguruan tinggi.
                dosen melakukukan        pengajaran.Kedua penelitian yang dilakukan untuk menemukan atau membuktikan sesuatu secara ilmiah.tiga pengabdian dilakukan untuk menerapkan  ilmu kepada masyarakat lebih luas.Ketiga darma belum cukup untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik.

Sabtu, 17 Oktober 2015


di daerah Pemalang, tentu tidak ada salahnya jika mampir dahulu untuk berburu dan mencicipi makanan khas Pemalang. Ya Pemalang, Kota yang berjuluk Kota Ikhlas ini mempunyai bermacam-macam kuliner khas salah satunya yaitu Nasi Grombyang.
Dereten tenda pedagang nasi grombyang yang menjalar sepanjang jalan RE. Martadinata atau sebelah utara alun-alun Pemalang ini cukup mudah ditemui. Masing-masing memiliki citarasa tersendiri. Nasi grombyang ini buka setiap harinya mulai pukul 15.00 sampai 24.00.
Nasi grombyang yang berbahan dasar jeroan sapi atau kerbau ini cukup tekenal dan sangat diminati oleh masyarakat. Kuah grombyang yang gurih ditambah jeroan yang empuk membuat para penikmatnya tidak mudah melupakan citarasanya. Ditambah lagi penyajiannya yang disandingkan dengan sate babat bertabur serundeng kelapa dan kuahnya yang manis gurih menambah kenikamatan nasi grombyang.
Kuliner ini sangat cocok di santap bersama dengan keluarga, ditambah lagi suasana beberapa warung tenda yang khas dengan alunan musik kroncong menambah hangat suasana kekeluargaan. Suasana yang tercipta juga cocok bagi pasangan muda.
Hidangan ini memiliki harga yang bervariasi mulai dari 10 ribu hingga 20 ribu. Dengan harganya yang cukup murah dan rasa yang nikmat, wajar saja nasi grombyang menjadi ikon kuliner Pemalang yang terkenal hingga keluar kota. Jadi jangan lewatkan kesempatan Anda untuk mencicipi kuliner ini saat Anda singgah ke Kabupaten Pemalang. .. . 

Jumat, 16 Oktober 2015

                                                  Ulasan film “Soekarno”

        Sutradara            :Hanung Bramantyo
·         Tokoh                   :
Ario Bayu - Soekarno
Lukman Sardi - Hatta
Tanta Ginting - Sjahrir
Tika Bravani - Fatmawati
Maudy Koesnaedi - Inggit Garnasih
Sujiwo Tejo - Soekemi Sosrodihardjo (Ayah Soekarno)
Ayu Laksmi - Ida Ayu Nyoman Rai (Ibu Soekarno)
Mathias Muchus - Hassan Din (ayah Fatmawati)
Rully Kertaredjasa - Ibu Fatmawati
Ferry Salim - Sakaguchi
Agus Kuncoro - Gatot Mangkuprojo
Stefanus Wahyu - Sayuti Melik
Elang - Kartosuwiryo
Agus Mahesa - Ki Hadjar Dewantara
Hamid Salad - Achmad Soebardjo
Hengky Solaiman - Koh Ah Tjun (pedagang China)
Ria Irawan - Ceuceu (mucikari)
Emir Mahira - Soekarno remaja
Aji Santosa - Soekarno kanak-kanak
Michael Tju - Hirohito
Widi Dwinanda - Ratna Djoeami
Coach Timo - Letkol Hoogeband
Norman Rivianto Akyuwen - Dr. Waworuntu
Noel Kevas - Dr. Radjiman Wedyodiningrat
Budiman Sudjatmiko - Suyudi
Theo - Oto Iskandar di Nata
Nelly Sukma - Kartika
Husni - Sujatmoko
Muhammad Abbe - Wikana
Fajar - Kyai Zaenal Mustofa
Uchida - Nishijima
Susumu - Hitoshi Imamura
Roza - HOS Tjokroaminoto
Diel Sriyadi - Asmara Hadi
Ade Firman Hakim - Chaerul Saleh
Alex - Latief Hendraningrat
Patton Otlivio Latupeirissa - Riwu
Toyik - Ki Bagus Hadikusumo
Anto Galon - Musso
Heriyanto - Sukarni
Kedung - Subadio
Anta - Kyai Wahid Hasyim
Ganesh - Maskoen
Helmy Nonaka - Nakayama
Mia - Mien Hessel
Suzuki - Admiral Tadashi Maeda
Moch. Achir - Dr. Soeharto
Keio Pamudji - Kumakichi Harada



·         Setting                  :


o   Di rumah Kusno
o   Di tepi danau
o   Di sekolah Muhammadiyah
o   Di rumah Laksamana Maeda
o   Di Pasar
o   Di rumah Soekarno
o   Di rumah Fatmawati
o   Di rumah Soebarjo

·      

                    Film Soekarno yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini diproduseri oleh Raam Punjabi yang merupakan produser paling sukses saat ini. Film Soekarno ini menggambarkan perjuangan para tokoh pendiri bangsa terutama Soekarno dalam upaya meraih kemerdekaan   Film yang berlatar belakang sejarah ini terinspirasi secara langsung oleh sosok Soekarno. Pengarahan cerita dalam film ini di bantu oleh Rachmawati, salah satu putri Soekarno. Tokoh utama pada film ini sudah pasti Soekarno dan 2 isterinya, yaitu Inggit dan Fatmawati. Pemeran Soekarno adalah Ario Bayu, pemeran Inggit adalah Maudy Kusnaedi, sedangkan pemeran Fatmawati adalah Tika Bravani.

                      Soekarno lahir dengan nama Kusno. Berubah menjadi Soekarno karena ketika kecil ia sakit-sakitan. Soekarno menikahi Inggit setelah ia menceraikan istri pertamnya, Oetari. Pada Inggit, Soekarno menemukan sosok seorang ibu yang menghangatkan, melindungi, mengayomi, sekaligus teman untuk berbagi kasih.

                       Layaknya film-film yang lain, film “Soekarno” menyapaikan ajaran moral pada penonton untuk menghadapi apa yang ada di depan mata yang mana memaksa berjuang memerangi sesuatu yang memang layak diperangi. Fungsi ideologis yang ditawarkan film ini adalah resolusi dari ketakutan akan penindasan yang mampu merusak fisik serta mental. Permasalah dari pembuatan film ini adalah pro dan kontra pemeran Soekarno. Hanung Bramantyo menghendaki pemeran Soekarno adalah Ario Bayu, namun Rachmawati menghendaki lain. Ia berpendapat bahwa Anjasmara lebih cocok pada peran Soekarno ini.

                    Dalam film “Soekarno” sikap moral yang disarankan kepada penonton adalah setia. Seperti halnya Soekarno, ia menginginkan Fatmawati namun ia sadar bahwa Inggit masih di sampingnya. Dan ia tidak mau melukai hati Inggit sehingga Soekarno harus berterus terang dan meminta izin untuk menikahi Fatmawati. Soekarno juga setia pada bangsa Indonesia, meski tubuhnya sedang sakit ketika pra proklamasi, namun ia tetap bangkit dari dipan dan mengedepankan kemerdekaan Indonesia
                        Dalam film tersebut, Soekarno menjadi “penanda” dari kelahiran atau takdir bangsa Indonesia. Permasalahan yang dimiliki Soekarno diperlihatkan sebagai sesuatu yang bertubi-tubi dengan lebih menekankan pada cara bangkit dari permasalahan.

                        Sejarah yang ditawarkan “Soekarno” pada penonton yang mereka sasar, tidak lain tentu semua kalangan terutama kalangan muda yang mampu mangakses bioskop sebagai bagian dari leisure activity. Sebuah kisah untuk membuai mereka dalam sejarah hidup Soekarno, agar mereka nanti terbangun sebagai manusia-manusia dewasa yang memiliki rasa nasionalisme tinggi yang diharapkan bisa meneruskan tatanan masyarakat.

       
                        Sayang, sebagai film sejarah Indonesia, terlalu banyak disumbangkan dialog berbahasa Inggris. Dialog bahasa Inggris ini menyebabkan penonton focus pada terjemahannya dan mengabaikan gambarnya. Di dalamnya terdapat pula berbagai bahasa daerah yang dijadikan satu. Membuat penonton semakin sulit memahami isinya. Dalam hal ini bahasa merupakan hal yang harus diperhatikan. Meskipun berbagai bahasa dalam film ini digunakan untuk mendalami kisah, namun perlu juga dipertimbangkan bahwa diantara dua komunikan perlu bahasa yang dapat dipahami oleh para komunikan tersebut.


                       Penggambaran dari kisah yang sebenarnya ke dalam film tersebut tidak berlebihan. Film tersebut menggambarkan perjuangan Soekarno dan bangsa Indonesia di masa silam demi mewujudkan Indonesia yang ada pada hari ini.


           Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa film “Soekarno” memungkinkan kita berbicara tentang nasionalisme dan kesetiaan

Rabu, 14 Oktober 2015

                                       


                ” MENGANCAM KENANGAN “
Sutradara: Ibrahim
 
          Pada suatu pagi ada seseorang nyonya  yang berada di ruang tamu , pada setiap pagi hanya menyapu teras rumahnya sambil mengingat masa lalu nya . bicara di ruang tamu dan tempat banyaknya debu . debu yang banyak itu berbicara . debu ini bagaikan sesosok yang selslu bertanya “ Mengapa nyonya tak pernah merelakan masa lalunya ?? “

          Di sini nyonya yang memiliki kenangan menyedihkan , tentang betapa seorang wanita yang di tinggal suami nya yang pergi entah ke mana , apa alasannya,  masalahnya . Seorang wanita yang tak hanya di tinggal pergi oleh seorang suami dan juga oleh sang anaknya . betapa pedihnya ?? anak pria dari nyonya yang sedang jatuh cinta kepada wanita yang tidak tepat untuk di cintai . Karena seorang anak yang rela pergi meninggalkan Ibunya  demi seorang kekasih . Sejenak seorang pria ini yang terus-terus bertanya tentang Siapa Ayahnya ? dan Dimanakah Ayahnya ? yang sering di sebut sayap emas yang hilang . si Ibu yang selalu bingung dengan pertanyaan yang seperti ini . ingin bercerita , tapi apa yang harus di ceritakan ??

           Anak lelaki yang di tunggu-tunggu Nyonya itu masih belum menyadari juga perihal Nyonya yang menghabiskan sisa masa hidup dengan mengusap pigura berisi gambar wajahnya yang tersenyum bahagia . ia hanya tahu bahwa hatinya patah , semakin patah ketika  mengenang wanita yang aroma tubuhnya tertinggal di dalam bak mandinya . hingga yang ia lakukan  adalah tenggelam dalam kenangan yang ia anggap akan menghabisi seluruh sisa masa hidupnya . mengeruk dalam-dalam tanah di bawah pohon itu untuk mengubur sedalam mungkin kenangannya . Dan, masih belum menyadarinya juga bahwa walau tubuh wanita itu terkubur sedalam mungkin, tapi kenangan tidak akan pernah ikut terkubur di sana .

            Mereka berdua mungkin sama seperti pagi dan malam yang bersekutu untuk menghadirkan kenangan indera, lewat visualisasi, suara, dan sentuhan bersama rasa yang bahagia , marah, dan sedih. Sempurna kenangan itu datang . kenangan itu datang dengan undangan yang tidak di sengaja, dan setelah itu , tidak mau pergi. Sepanjang masa hidupnya, maka kenangan itu akan semakin menjadi, semakin menumpuk dan tak aka ada habisnya . dan, sayangnya selalu ada ruang untuk kenangan itu semakin tumbuh besar. Dan, sayangnya tidak pernah ada yang mampu menemukan cara bagaimana kenangan itu di musnahkan.

             Di Pagi ketika pagi mengantarkan jejak itu di teras rumahnya , Nyonya tidak bisa memilih akan menangis sedih atau bahagia . Sedih karna kenangannya seketika seperti menepi . Bahagia karena kenangannya ada di depan mata . anak lelaki yang Nyonya ceritakan pada dinding-dinding dan debu yang berpendar di lampu kamarnya menjejakan kaki di teras rumah.

         Namun Nyonya hanya diam. Satu satunya yang mengerti hanyalah bekas pigura yang pernah tergantung di ruang tamunya dan debu-debu yang masih setia menempel di sana . dan, satu-satunya tangan yang bisa menghentikan laju air adalah pemiliknya . bak mandi itu sudah penuh hingga airnya meluber ke seluruh ruangan, sama seperti kenangan yang memenuhi seluruh ruang hidup mereka berdua .

Lalu kepala itu kembali ke kaki Nyonya, merebahkan tubuh di sana dan saling menikmati kenangan ddan ingatan dari jejak-jejak pigura. Sama seperti kenangan yang menyimpan rapat-rapat rahasia setiap insan. Dan, karena ialah penjaga rahasia paling sempurna, setiap insan akan merasa di ancam oleh masa lalunya, masa yang sedang dilaluinya. Dan masa depan yang menantinya. Sama seperti kenangan yang sangat bungkam pada setiap apa yang dilalui, setiap insan akan merasa diancam oleh apa yang ia lalui sendiri, tanpa orang lain. Dan, cara terbaik memberikan ancaman pada kenangan adalah dengan menerima,menyaksikan, dan berlapang dada bahwa kenangan itu aka nada tempatnya pada seluruh sisa hidupnya .

Judul : Mengancam Kenangan
Tokoh : debu (roh), wanita, lelaki, dan Nyonya
Perwatakan :
Debu:yang selalu memberi saran untuk melupakan kenangan
Nyonya : susah melupakan kenangan
Lelaki : rasa ingin tau yang tinggi
Wanita : belum jelas perwatakannya
Latar : ruang tamu
Alur : flaback (mundur)
Tema : Kenangan